Kota Arga Makmur, merupakan Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, sejak berdirinya tahun 1976 lalu hingga saat ini telah beberapa kali berganti bupati. Sebagaimana diketahui saat ini Kabupaten yang berjuluk Bumi Ratusamban ini dipimpin oleh Bupati Ir. H. Mian.
Seperti halnya kabupaten-kabupaten lain di Indonesia, Bengkulu Utara juga terus giat melakukan pembangunan di segala bidang dan tentunya tak ketinggalan peningkatan di bidang sarana dan prasarana atau infrastruktur.
Namun sayangnya, infrastruktur yang ada di dalam Kota Arga Makmur sendiri terlihat kurang menjadi perhatian. Contohnya jalan utama pada ruas Jl. Sam Ratulangi Kelurahan Purwodadi, dan sejumlah ruas jalan lainnya seperti dinomorduakan dalam skala prioritas pembangunan.
Sore ini, Minggu (23 Agustus 2020) seperti hari-hari sebelumnya apabila hujan deras, warga di Karang Endah tepatnya di Jalan May. Salim Batubara mengalami kebanjiran. Padahal, menurut pendapat penulis, biaya untuk itu tidak sebesar biaya pembangunan jalan dua jalur di jalan workshop yang saat ini dalam pengerjaan.
Entah mengapa dan ada apa dengan kami di Karang Endah, khususnya di Kelurahan Purwodadi sehingga harus menerima kenyataan seperti ini, sementara desa-desa lainnya, bahkan sampai ke pelosok ada yang katanya, jalannya sudah mulus.
Tentunya, jika bukan kepada pemerintah daerah kepada siapa kami harus menyampaikan keluhan ini, sekalipun terkadang timbul rasa malu jika ada tamu dari luar daerah melihat kondisi infrastruktur di dalam ibukota yang kami cintai ini kondisinya sungguh memprihatinkan.
Kepada pihak yang punya kewenangan, apabila memang ada perbedaan perhatian terhadap wilayah-wilayah tertentu dalam menentukan prioritas anggaran, mohon jangan abaikan kondisi infrastruktur yang ada di dalam kota ini.
Karena menurut pandangan penulis, ibukota merupakan jantungnya suatu daerah, bila jantungnya saja dipenuhi dengan berbagai kerusakan infrastruktur, sudah tentu akan menjadi cerminan bagi warga daerah lain bila berkunjung.
“Inilah Wajah Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara, kian hari potretmu semakin suram”.
